Sebagian
besar orang Amerika dan Eropa berpikir bahwa citra rasa kuliner orang
“Islam” hanyalah terbatas pada kare, biryani, kebab, cane, pitta dan
gula-gulan semacam kulfi, baklawa, dan sebagainya. Mereka tidak sadar
banyak makanan dan minuman yang mereka anggap asli Barat ternyata
berasal dari budaya Islam. Salah satunya adalah kopi, minuman beraroma
khas yang saat ini hampir dapat kita temukan dan disajikan untuk
hidangan sarapan di setiap rumah, terutama di Barat.
Sebagaimana dilansir 1001 Islam
Invention, penemuan kopi Bermula dari seorang Arab bernama Khalid yang
sedang menggembala kambingnya di wilayah Kaffa, bagian selatan dari
Ethiopia. Ketika itu ia melihat kambing-kambingnya lebih segar setelah
memakan biji-bijian dari dari sejenis tumbuhan. Ia lalu merebus biji
tersebut dan membuat kopi pertama di dunia. Sejarah kemudian mencatatnya
setelah biji-biji kopi tersebut akhirnya di ekspor dari Ethiopia ke
Yaman yang digunakan oleh para sufi untuk mengusir kantuk pada saat
beribadah pada malam hari atau pada acara-acara tertentu.
Memang banyak yang tidak menyangka bahwa kopi pertama kali dikonsumsi
dan dibudidayakan oleh umat Islam puluhan abad yang lalu, tepatnya di
daerah Yaman. Mereka menikmatinya dengan cara merebusnya dan
menjadikannya minuman yang masyhur disebut Qahwah. Awalnya, kopi ini
merupakan konsumsi kaum sufi untuk menjadikannya kuat dan tahan zikir
dan shalat malam, karena efek penyegar yang diakibatkan oleh kafein yang
dikandungnya. Kopi merupakan salah satu cara ampuh membuat mata
bertahan melek hingga jauh malam untuk beribadah. Dengan meminum kopi,
orang-orang kelas ma’rifat (yang tidak memiliki dan terjangkit penyakit
yang semakin parah karena minum kopi) semakin tegar beribadah, seolah
kopi mendatangkan cahaya bagi rohani dan jasmani mereka.Dari Kaum sufi
inilah kopi kemudian menjadi konsumsi umum di masyarakat Muslim Yaman
dan baru kemudian dikenal di seluruh dunia Islam melalui para musafir
dan jamaah haji. Kopi mulai menjangkau Makkah dan Turki sekitar akhir
abad 15, dan akhirnya tiba di Venesia pada tahun 1645. dan Kemudian
mulai dikenal di Kairo pada abad 16. Kopi di bawa ke Inggris pada tahun
1650 oleh orang turki yang bernama Pasqua Rosee, orang yang membuka
kedai kopi pertama di Jalan Lombard di kota london.
Kopi Masuk Benua Eropa
Sumber sejarah mengindikasikan bahwa kopi masuk ke Benua Eropa
melalui Italia. kerjasama dagang yang cukup baik antara Italia dengan
Afrika Utara. Mesir dan Barat adalah awal perkenalan meraka terhadap
kopi. Setelah mencoba rasanya, mereka pun yakin akan potensi pasar yang
cukup besar di daratan Eropa. Sejak 1570, dimulailah import kopi ke
Benua tersebut. Pada awalnya kopi masih merupakan minimuman elit di
Eropa. Hanya orang-orang kaya yang dapat menikmatinya. Baru setelah
banyak dijual di pasaran Wina, kopi menjadi konsumsi umum masyarakat.
Kedai Kopi pertama kali di Wina dibuka pada 1645. Begitu digemarinya
minuman asal Arab ini, pada 1763 sudah ada 218 kedai kopi di Wina.
Perdagangan kopi pun meluas dari Wina ke Amalfi, Turin, Genoa, Milan,
Florencia, dan Roma.Setelah itu, kopi kemudian tersebar ke seluruh Benua
Eropa.Kopi Masuk Indonesia melalui Belanda
Kurang jelas kapan tepatnya kopi dikenal di Belanda. Namun, Belanda waktu itu pernah menjadi negara eksporter kopi terbesar di Eropa. Diyakini bahwa Belanda pertama kali mendapatkan benih kopi dari masyarakat Muslim di Asia Timur. Dari benih tersebut, kemudian mereka tanam secara besar-besaran di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Dari Jawa inilah mereka sukses besar dalam bisnis kopi di Eropa.
Kopi Masuk Benua Amerika
Kopi dikenal di Benua Amerika melalui penjajahan Perancis di sebagian besar Benua tersebut. Kopi Perancis pertama kali dikenalkan di Martinique di mana kebun kopi ditemukan di sana.
Kopi Turki Menjadi Kopi Cappucino
Cara masyarakat Eropa mengonsummsi kopi tidak jauh berbeda dengan masyarakat Muslim waktu itu, yaitu menghidangkannya sebagai minuman kopi murni. Kopi bubuk direbus dengan air kemudian ditambah gula untuk menghilangkan rasa pahitnya. Namun, pada saat ini semakin banyak kita kenal kopi yang disajikan dalam bentuk campuran seperti susu, krimer atau bahan minuman lain seperti jahe dan ginseng serta penambahan berbagai jenis flavor selain kopi.
Inovasi terhadap penyajian kopi ini diawali pada tahun 683, yakni sejak ditemukan kopi yang dikenal hingga kini dengan cappuccino. Cara penyajian ala cappuccino ini diinspirasi oleh pesanan Marco D’Aviano, seorang imam Biara Capuchin, yang ikut perang melawan pasukan Turki Ustmani di Benteng Wina 1683. Menyusul kemenangan mereka terhadap pasukan Turki, mereka menemukan karung berisi kopi yang ditinggalkan oleh tentara Turki. Namun bagi mereka rasa kopi tersebut terlalu kuat, dicampurkanlah ke dalamanya kream dan madu. Campuran ini menjadikan kopi berubah warnaya menjadi coklat yang mirip dengan warna jubah yang dikenakan Biara Capuchin.
Penamaan cappuccino ini merupakan penghormatan untuk Marco D’Aviano’s. Sejak saat itulah cappuccino menjadi minuman yang cukup digemari dengan rasa yang sangat enak. Cappucino juga menjadi simbol kemenangan Eropa terhadap Khilafah Turki Utsmani.
Ternyata pengaruh budaya Islam terhadap Eropa sangatlah kuat dan banyak sekali, tidak hanya dalam bidang sains, teknologi, seni, dan arsitektur. Kisah di atas hanya menampilkan salah satu dari sekian banyak tradisi masyarakat Islam yang diadopsi oleh bangsa Eropa dan kemudian menyebar ke semua peradaban dunia.