facebook

Blogroll

Detik-Detik Hukuman Gantung Jaman Hindia Belanda


Balaikota batavia atau stadhuis, di depan balaikota inilah para penjahat kelas kakap jaman hindia belanda di eksekusi gantung. Menara diatas balaikota itu di dalam ada lonceng yang bernama Soli Deo Gloria, jadi setiap mau ada eksekusi lonceng tersebut selalu dibunyikan untuk memanggil para penduduk disekitar batavia untuk menyaksikan hukuman gantung. Eksekusi terakhir yang mengikutsertakan lonceng kematian terjadi pada 1896 dengan tereksekusi Tjoen Boen Tjeng yang dihukum gantung karena terlibat dalam penjarahan.











Foto ini di ambil sekitar tahun 1869-1870, sayang tidak menyebutkan tempat. namun dapat terlihat jelas bahwa telah dilaksanakan hukuman gantung dan tampaknya orang disekitarnya yg sedang memegang benda berwarna putih (mungkin papan nama) juga menunggu untuk di eksekusi. eksekusi ini di jaga oleh pasukan berkuda hindia belanda.





Foto Borobudur Pertama Kali Ditemukan


Candi borobudur terkubur lahar merapi
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa ahli mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingii rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi.

Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan ‘Amawa’ berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi.

Sejarah ditemukannya candi borobudur
Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur.

Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas Dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar.

Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu.

Setelah dibersihkan selama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.

























Sejarah Kebon Jeruk Sebagai Kamp Tahanan Tentara Jepang



Warga Belanda yang selama ratusan tahun mempunyai status sebagai warganegara kelas satu, benar-benar dalam keadaan menderita.

Warga Belanda yang jumlahnya kala itu cukup besar ini ditawan balatentara Dai Nippon. Kemudian bersama-sama tentara Inggris dan Australia disekap di kamp-kamp tahan militer dan sipil. Diantara warga Eropa hanya orang Jerman yang mendapat pengecualian karena bersama dengan Italia merupakan sekutu Jepang.

Menurut catatan, lebih 100 ribu tawanan perang warga Eropa di internir (ditawan) Jepang. Mereka ditempatkan diberbagai kamp di seluruh Indonesia. Banyak cerita mengerikan dan memilukan tentang nasib tawanan di kamp interniran.

Dengan semboyan Untuk Kemakmuran Asia, Jepang bermaksud untuk menghilangkan semua pengaruh Barat. Semua orang yang bukan Asia nasibnya akan berakhir dalam kamp-kamp tawanan perang dan sipil.

Ada yang menarik di kamp tawanan ini. Laki-laki dan perempuan dipisahkan guna mencegah terjadinya hubungan seksual. ”Akibatnya terjadi hubunganm homoseksual dan lesbian di kamp-kamp,” tulis Joost Cote dalam Recalling the Indies.

Bahkan hubungan seksual antara penjaga kamp Jepang dan tahanan perempuan pun terjadi. Seorang tahanan wanita menulis, ”Saya tidak akan lupa apa yang mereka lakukan pada bapak saya. Kempetei (polisi militer Jepang) menahan dia bersama kakak saya. Kakak saya harus duduk di depan bapak dan harus menyaksikan bapak ditusuk dengan tongkat merah membara yang dibungkus batok kelapa yang dibakar. Kemudian dicap di muka bapak dalam waktu yang lama.” Masih banyak lagi kisah-kisah menyedihkan dalam kamp-kamp tahanan perang dan sipil Jepang.


Di Jakarta terdapat belasan tempat yang oleh Jepang dijadikan sebagai kamp tawanan perang dan sipil. Seperti tempat penampungan kuli-kuli kontrak di Sluiweg (kini Matraman) yang berisi tak kurang dari tiga ribu tawanan laki-laki Belanda dari berbagai tempat di Batavia. Jumlahnya makin membengkak ketika September 1944 ditempatkan pula para wanita dan anak-anak. Ketika September 1945, setelah Jeopang tekuk lutut, tentara sekutu menemukan 1.900 tawanan Belanda dalam keadaan menyedihkan.

Di Bukitduri yang kini menjadi kompleks pertokoan di Jatinegara, juga dijadikan tempat tawanan pria Belanda dan Eropa. Di Jl Jagamonyet (kini Jl Suryopranoto) bekas markas KNIL pun sempat dijadikan tempat tawanan perang KNIL asal Maluku. Sedangkan, di penjara Glodok (kini pertokoan Harco) jadi kamp tawanan pertama orang Eropa.


Tawanan perang yang dipenjara di kamp ini berjumlah 1.500 orang yang kebanyakan serdadu Inggris dan Australia. Rumah Sakit Jiwa di Grogol, Jakarta Barat, menjadi kamp tawanan 1.400 orang Belanda. Sementara di kamp pengungsi Koja, Tanjung Priok, mendekam 800 tahanan Inggris yang didatangkan dari Bandung. Demikian pula di Kampung Makassar dan puluhan tempat lainnya yang tersebar di Jakarta.


Jauh di masa sebelumnya hubungan Belanda dan Jepang memiliki sejarah yang kompleks. Pada 1899 penduduk Jepang di Hindia Belanda memperoleh kedudukan hukum yang sama dengan orang Eropa. Warga Jepang menjadi satu-satunya kelompok nonEropa yang statusnya disamakan dengan warga Eropa sebagai hasil Perjanjian Dagang 1896.


Sekitar 1900 terdapat sekitar 500 orang Jepang di Hindia Belanda yang mayoritas wanita penghibur. Pada awal masa VOC juga banyak penghibur dari Pulau Dasima (Jepang). Bahkan, Gubernur Jenderal Jacques Specx (1629-1632) pengganti JP Coen memiliki seorang putri bernama Sara, hasil dari kumpul kebo-nya dengan wanita Jepang.

Pada 1940 menjelang Perang Dunia II jumlah orang Jepang meningkat pesat menjadi 8000 orang. Mereka umumnya hidup secara tertutup. Konon banyak yang jadi mata-mata untuk negaranya yang memudahkan penguasa Jepang memperoleh kemenangan pesat ketika menyerbu Hindia Belanda.


Pada awal Perang Dunia II Belanda masih bersikap netral terhadap Jepang. Baru Juli 1941 pemerintah Hindia Belanda menanggalkan sikap netralnya dengan berpihak pada AS (Sekutu) seiring pelaksanaan embargo atas ekspor ke Jepang setelah invasi Jepang ke Indochina Selatan. Pada Januari 1942 balatengara Dai Nippon dengan semangat bushido-nya mulai menyerang Hindia Belanda. Hanya dalam tempo dua bulan (8 Maret 1942) Angkatan Perang Belanda (KNIL) bertekuk lutut.

Sejarah Konspirasi Agen CIA Dengan NAZI Pada Perang Dunia


Dimana pun ada peperangan dimuka bumi ini, disana pula biasanya tersembunyi agenda terselubung yang diatur “pemain balik layar” . di lini depan, pasukan bertempur mati matian sedangkan mereka di belakang layar menangguk uang serta keuntungan dari “pesta peperangan”, yah begitulah, perang adalah sebuah pesta yang menjanjikan kesenangan bagi mereka. Malang memang pasukan yang bertempur tersebut, menyabung nyawa sedangkan para “pemain belakang” tersebut memutar uang di industri peralatan perang musuh ( trading with the enemy), mencari pemerintahan baru , menyelundupkan alat perang, dan masih banyak lagi.

Tak terkecuali perang dunia ke II, perang yang paling besar dalam sejarah umat manusia ini ternyata menyimpan kebusukan para pemain belakang ini.
Pertempuran antara sekutu melawan axis ini dijadikan ajang cari untung. Banyak pengusaha AS yang turut serta membantu NAZI dan begitu juga sebaliknya, membangun bisnis patungan, sementara jutaaan prajurit kedua belah pihak meregang nyawa di medan perang. Tulisan kali ini mengangkat tentang keterlibatan agen agen CIA dan SS dalam perang dunia kedua itu, mungkin dalam kata lain kita sebut persekongkolan atau konspirasi. Tahukah anda kalau agen khusus CIA dan SS yang di berbeda misi di lapangan ternyata berkonspirasi mengamankan bisnis miliaran dollar para pengusaha papan atas kedua negara bertikai? Jawaban nya adalah Ya! Benar, mereka benar melakukan konspirasi dan baru terungkap beberapa tahun lalu yang sontak saja membuat banyak pihak kecewa. Memang hal busuk itu terkuak secara bertahap, diawali dengan mencuatnya bukti bukti keterlibatan tidak langsung Inggris – AS dalam tragedy Holocaust.

Di permukaan baik London maupun Washington memang sama sama menentang keras pembantaian (holocaust) yang di agendakan oleh NAZI jerman, namun sebenarnya Inggris maupun Amerika sama sama tidak dengan sungguh sungguh memerangi ideology facist Hitler. Mengapa? Karena banyak pengusaha pengusaha besar AS dan Inggris mempunyai kepentingan dalam Industri Jerman dengan hadirnya ribuan pekerja paksa yang berkontribusi untuk sekutu sendiri, seperti di Auschwitz ada pabrik bom dan kimia serta persenjataan utama milik I.G Farben yang dengan sangat di dukung oleh raja minyak AS Rockefeller, kedua orang ini telah meraup untung begitu besar karena digerakkan oleh pekerja Yahudi yang di tawan NAZI tanpa perlu mengeluarkan upah !



Selain itu ada perusahaan Standard Oil, di lingkup industri vital lainnya di tanam pula uang milik General Motors, IBM, Ford, the Case, National city bank, ITT dan masih banyak lagi perusahaan lain nya yang meraup untung ditengah banjir darah di Eropa. Dan uang yang berhasil berputar dalam industri terkutuk itu adalah sebesar 8 milliar dollar AS. Mungkin benar kata pendiri Ford , Henry Ford, dia pernah berkata bahwa para bankir Yahudi amerika telah menyebabkan perang di Eropa. Dengan fakta seperti ini, betapa malang pasukan pasukan yang bertempur, karena semua ini demi keuntungan para miliarder kedua negara bertikai. IG farben dan Standard Oil sama sama merupakan perusahaan industri strategis, IG farben memonopoli industri kimia, film dan farmasi di Jerman. Sementara Standard Oil, di AS merupakan penguasa ladang minyak. Berkat dukungan Rockefeller, IG Farben menyuplai 85 persen kebutuhan amunisi tentara Jerman selama PD II. Selama perang Rockerfeller dan pengusaha AS lainnya diam diam menanam saham dan membangun usaha patungan di Jerman sejak 1926. Jerman sendiri bagi Rockerfeller ibarat “rumah kedua”, karena kakek moyangnya, yakni Johann Rockefeller, adalah imigran asal Jerman.


Keterlibatan CIA serta Allgemeine SS meliputi penjagaan terhadap situs situs industri yang ada di Jerman, karena merupakan sebuah bisnis strategis dan berkeuntungan miliaran dollar milik pengusaha pengusaha kaya seperti Averell Harimman ( raja kereta AS), Fritz Thyssen ( industrialis serta penyokong utama keuangan NAZI) serta banker AS George Herbert Walker dan Prescott Bush (kakeknya George Walker Bush, presiden Amerika yang menginvasi Irak!). Di lain pihak ada keunikan dengan hadirnya joseph Stalin, seorang komunis yang juga musuh besar utama ideology NAZI ternyata berkerja sama pula mendirikan sebuah kompleks Industri, hanya saja lokasi nya sengaja di buat di Polandia agar terhindar dari campur tangan Hitler dan kroni-kroni nya.