facebook

Blogroll

Ada Bunga Anggrek Berwajah Monyet...



Pembeda bunga anggrek pada umumnya terlihat dari ragam warna. Namun tak demikian dengan bunga anggrek yang dikenal dengan nama Monkey Orchid atau anggrek monyet.

Dikutip dari Oddity Central, Selasa (18/6/2013), penampakan corak bunga anggrek itu benar-benar mirip dengan wajah seekor monyet. Meskipun beberapa orang menyangka foto bunga itu seperti dipoles menggunakan pengedit gambar digital.

Awalnya, keberadaan bunga anggrek monyet itu sempat diragukan. Namun keberadaannya terkuak sejak foto-fotonya beredar di internet sekitar setahun yang lalu.

Drakula

Nama ilmiah bunga Monkey Orchid itu adalah Dracula Simia. Sesuai dengan sosok makhluk penghisap darah, Drakula. Bunga itu memiliki 2 bagian yang menjuntai ke arah bawah, mirip dengan taring Bram Stoker, salah satu drakula yang terkenal.

Sementara dalam bahasa Latin, Dracula Similia berarti monyet.

Anggrek monyet itu hanya tumbuh di daerah pegunungan Ekuador, Kolombia dan Peru, pada ketinggian antara 1.000 dan 2.000 meter di atas permukaan laut. Namun ada juga kolektor bunga langka beruntung, yang berhasil menanamnya di penangkaran.

Si bunga anggrek monyet itu juga bukan bunga musiman. Di habitat aslinya, bunga itu dapat tumbuh setiap saat.

Tak hanya memiliki corak unik menyerupai wajah monyet, keunikan lain pada bunga itu adalah aromanya yang tak umum. Bukan aroma pisang seperti yang dibayangkan dari corak monyet yang terukir pada bunga itu. Bukan pula aroma bunga pada umumnya yang wangi. Namun bunga anggrek monyet itu justru beraroma segar seperti jeruk.

Momen Menggemaskan Hewan-Hewan Dengan Kue Ulangtahun-nya




Sebagian orang memperlakukan peliharaan seperti anggota keluarga mereka sendiri. Salah satunya dengan merayakan hari lahir selayaknya manusia lengkap dengan kue ulang tahun. Berikut adalah momen-momen beberapa hewan dengan kue ulangtahunya, dilansir Thesun.









Waduh!! Balapan Sepeda Kayu Ekstrim di Filipina


Olahraga balap lazimnya selalu dilengkapi dengan perlengkapan keamanan yang memadai bagi pengendaranya, seperti helm, wear pack, sepatu khusus, dan body protector. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi suku Ifugao, yang berdomisili di daerah Banaue, Filipina.



Untuk menuruni bukit yang curam, penduduk suku Ifugao punya cara yang ekstrim, yaitu dengan mengendarai sepeda kayu buatan tangan yang meluncur dengan kecepatan 50 km/jam tanpa rem dan tanpa didukung oleh perlengkapan pengaman. Hebatnya lagi, kegiatan balapan sepeda kayu ini sudah menjadi kebiasaan mereka sehari-hari.

peserta balapan sepeda kayu hanya mengenakan pakaian adat Suku Ifugao. Para pemberani itu akan menuruni jalan sepanjang 7 kilometer dari atas Bukit Banaue Rice Terraces menuju Kota Banaue. Curamnya jalan yang dituruni membuat kecepatan sepeda yang dikendarai bisa mencapai 50 km/jam dan tidak ada pedal rem.

Sepeda kayu bagi Suku Ifugao memang menjadi pilihan sarana transportasi sehari-hari dan sudah digunakan sejak berabad-abad lalu. Kendaraan ini dipilih karena harganya yang lebih murah dan hemat dibandingkan sepeda motor bertenaga gas.

Sepeda kayu ini, setiap hari digunakan para pria untuk mengangkut kayu atau hasil panen yang mereka dapatkan dari atas bukit menuju ke bawah.(**)

Kisah Manusia Tertua Berusia 130 Tahun dari Sumenep




Boleh percaya atau tidak, manusia tertua ternyata ada di Sumenep, Jawa Timur. Usianya lebih dari 130 tahun. Meski telah sangat tua, kakek itu masih terlihat sehat.

Safiuddin, namanya. Ia merupakan Warga Dusun Barat Sungai, Desa Matan Air, Kecamatan Rubaru. Usia yang lebih dari seabad ternyata tidak menghalangi Safiuddin untuk melakukan pekerjaan sehari-hari secara mandiri.

Buktinya, untuk keperluan mandi, ia masih bisa menimba air di sumur sendiri. Safiuddin memiliki kebiasaan unik. Setiap kali mandi, ia selalu mengucap dua kalimat syahadat. Secara rutin, ia menjalankan salat lima waktu di musala dekat rumahnya. Usai salat, ia lalu membaca Surat Yasin. Safiuddin masih bisa dapat membaca dengan jelas ayat-ayat yang ada di dalam surat tersebut.

Ingatan Safiuddin pun masih cukup kuat. Ditemui tim Metro TV, Rabu (19/6), Safiuddin menceritakan peristiwa yang terjadi pada masa kecilnya dulu. Ia pernah melamar menjadi prajurit pada saat Indonesia berjuang mengusir penjajah Belanda. “Namun karena usia masih belum memenuhi syarat saya tidak bisa ikut berperang mengusir penjajah Belanda,” ujarnya.

Safiuddin saat ini tinggal bersama satu orang anak dan empat orang cucu. Sehari-hari Safiuddin hanya menikmati masa tuanya dengan bersantai di rumah dan menjalani rutinitas ibadah.

Potret Miris dan Menyedihkan Tukang Bangunan di Ibukota Jakarta!!










Bandingkan Dengan Foto dibawah ini Ini GAN Gak Sebanding dengan Resiko yang diatas, Yang Gajinya Hanya Pas2an