Siapa yang suka bohong???
sekarang anda harus ati-ati! dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, anda
anda yang suka boong bisa dengan mudah ketauan, berikut beberapa ciri
pemboong atau orang bohong:
1. Ketahuilah cara dia biasanya berbicara
Sebagai seorang teman, anda pasti mengetahui cara biasanya sahabat atau
orang yang anda kenal ketika berbicara. Ada hal-hal yang khas dari
setiap orang ketika mengujarkan sesuatu, baik ketika sedih, senang,
marah, dan lain sebagainya. Biasanya ciri ini juga diikuti dengan
gesture khusus, seperti gerak bibir, tangan, badan, mata, alis dan lain
sebagainya yang satu sama lain memiliki perbedaan. Cara-cara yang tidak
sama dengan cara yang biasanya dilakukan ketika berbicara bisa menjadi
petunjuk awal.
2. Perhatikan tekanan-tekanan dalam pola bicaranya
Seseorang yang berada dalam tekanan dan desakan psikologis juga
mengalami tekanan fisik tertentu sebagai imbasnya. Misalnya detak
jantung yang meningkat dan aliran darah yang cepat. Hal ini mempengaruhi
aktivitas fisik lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas berbicara.
Orang yang berbohong cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang
tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran
yang tarik ulur dalam menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan
kebohongan adalah hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan
sekaligus pada kondisi psikologi, fisik, serta mental. Oleh karena itu,
tekanan yang muncul lebih besar,
3. Lihatlah beberapa pertanda dan gesture (gerak-gerik) khusus yang muncul.
Berikut ini adalah beberapa pertanda dan gesture yang seringkali dijumpai pada orang yang sedang berbohong:
Gerak tubuh yang minim atau sama sekali tidak bergerak atau justru
bergerak secara berlebihan. Orang yang sedang berbohong cenderung
'membeku', tidak sering berhadapan dengan lawan bicara,dan berusaha
meminimalisasi gerak tubuhnya. Ada pula yang justru bergrak secara
berlebihan. Semua itu adalah usaha untuk menghindari munculnya
tanda-tanda bahwa dia sedang berbohong. Namun, hal ini justru juga bisa
menjadi petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong.
Tidak ada kontak mata. Orang sedang berbohong seringkali menghindari
kontak mata. Secara naluriah, dia akan menghidari tatapan mata lawan
bicaranya. Kontak mata dalam berbicara merupakan pendukung dan juga
menyimpan informasi tambahan ketika berbicara. Dengan melakukan kontak
mata, seseorang yang sedang dibohongi akan menangkap signal informasi
yang tidak sinkron dengan apa yang diucapkan. Itulah mengapa kemudian
ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.
Gesture bagian tubuh lain yang menunjukkan rasa tertekan. Misalnya
mengkukur2, memainkan kuku jari, mengedipkan mata secara berlebihan,
menelan ludah berkali-kali, dan gerakan lain yang dilakukan
berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta bayangan
tentang apa yang akan terjadi jika dia diketahui berbohong akan membuat
orang mengalami tekanan yang tinggi dan melakukan hal-hal yang
sebenarnya menunjukkan kegelisahan.
Melihat ke bagian kanan atas. Melihat ke arah ini diasosiasikan sebagai
usaha untuk memperkerjakan dan mengolah otak kanan untuk memunculkan
imajinasi, yaitu usaha untuk membuat jalinan cerita berdasarkan apa yang
telah diceritakannya. Sebaliknya, melihat ke bagian kiri disosiasikan
sebagai usaha memanggil memori untuk menyatakan kebenaran/jalinan cerita
yang sesungguhnya.
Mata yang terbuka lebar dan memasang tampang innocent (tidak bersalah).
Kebiasaan di masa kecil yang masih kita bawa sekarang adalah membuka
mata selebar-lebarnya dan membuat tampang innocent, seolah-olah hendak
berkata, "Siapa? ....Aku yang bersalah?!" Hal ini sering kita lakukan
pada saat kecil dulu ketika mama memergoki ada sebungkus roti gede yang
hilang dari kulkas. !(^^)
Bicara yang tersendat-sendat (paused). Tidak semua orang memiliki bakat
yang besar dalam membuat cerita serta berbicara dengan lancar pada saat
berbohong. Sehingga, seringkali ditemui pembicaraan yang dihentikan
sejenak dan dalam tempo yang tidak wajar. Biasanya terjadi ketika suatu
bagian cerita bohong hendak dilontarkan, yaitu ketika dia sedang
berusaha mengarang suatu jalinan cerita. Di sinilah biasanya cerita yang
disampaikan mulai tidak konsisten dan berubah-ubah.
Menyentuh hidung dan menutup wajah atau mulut. Ini juga merupakan bawaan
sejak kecil, yang merupakan respon reflektif ketika seseorang ingin
menutup-nutupi sesuatu.
Nada bicara yang tinggi. Orang yang berbohong cenderung menaikkan nada
bicara. Baik karena sebagai usaha menegaskan informasi yang disampaikan,
emosi yang meningkat, maupun tekanan yang tinggi. Hal ini akan sangat
mudah diketahui apabila anda telah mengenal kebiasaan berbicara lawan
bicara.
4. Mengurangi/menghilangkan informasi yang harus disampaikan.
Berbohong tidak hanya dengan mengucapkan hal yang tidak sebenarnya,
namun juga dengan menghilangkan informasi yang seharusnya dikatakan pada
lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya justru lebih mudah diketahui
karena biasanya jalinan informasi/atau cerita yang disampaikan menjadi
tidak utuh dan menimbulkan banyak pertanyaan. Pertanda-pertanda tersebut
di atas masih tetap akan muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan
gaya yang meyakinkan, dia akan melakukan gesture-gesture tertentu,
misalnya menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.
5. Tanyailah orang yang anda duga berbohong.
Tentu saja cara ini juga akan mengundang resiko besar. Apabila, ternyata
lawan bicara anda tidak berbohong, maka cara ini akan membawa dampak
buruk. Oleh karena itu, pergunakan cara ini juka anda telah mendapatkan
banyak pertanda di atas dan anda yakin benar bahwa lawan bicara anda
telah berbohong. Akan tetapi, membiarkan dan tidak menanyai orang yang
sedang berbohong pun juga akan berdampak sangat buruk, terutama bagi si
pelaku. Oleh karena itu, cara ini juga merupakan solusi agar si pelaku
kebohongan mengaku dan masalah kemudian dapat dicarikan solusi untuk
diselesaikan.
6. Gunakan Intuisi.
Percaya atau tidak, manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain itu,
manusia diciptakan untuk mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia
pada dasarnya susah untuk melakukan kebohongan dan sulit untuk
dibohongi. Intuisi sama sekali berbeda dengan nafsu, karena nafsu
berkaitan dengan keinginan, sehingga bersifat subjektif. Sedangkan
intuisi bersikap objektif dan tidak berdasarkan dengan keinginan. Jadi
merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi tidaklah sama. Sebelum
meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda apakah ini
karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada
akhirnya tidak tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi
setidaknya anda tahu bahwa seseorang sepertinya sedang berbohong pada
anda sehingga anda tidak akan mempercayainya begitu saja.
Ciri Orang Bohong
Posted by Unknown
08.19, under |
0
komentar