Kaum Gypsy selalu mendapat stigma negatif di dunia barat. Kehidupan
mereka yang nomaden, kedekatan dengan ilmu sihir, beberapa tradisi yang
aneh - misalnya ada anggapan bahwa seorang gypsy diperbolehkan mencuri
dari orang kaya - jadi sumber kebencian bagi banyak pemerintahan.
Misalnya saja Prancis terkenal paling getol mengusir keberadaan kaum gypsy. Pada tahun 2010 silam Pemerintah Prancis menghancurkan 51 kamp ilegal Gypsy. Mereka semua diusir karena dipandang sebagai "aib" oleh pejabat Uni Eropa.
Misalnya saja Prancis terkenal paling getol mengusir keberadaan kaum gypsy. Pada tahun 2010 silam Pemerintah Prancis menghancurkan 51 kamp ilegal Gypsy. Mereka semua diusir karena dipandang sebagai "aib" oleh pejabat Uni Eropa.
Gypsy (atau Gipsi, Gipsy, Gypsi, Gitanos, Zigeuner, Tsigani, Cigány) adalah istilah yang menjuk pada Orang Rom
(jamak roma), artinya "pria" dalam bahasa mereka, adalah istilah yang
digunakan oleh kebanyakan orang Rom untuk menyebut diri mereka. Beberapa
kelompok berbahasa Romani dikenal dengan nama-nama lain, misalnya orang
Sinti.
Orang Rom masih dianggap sebagai kelompok yang nomaden, meskipun faktanya mereka sekarang telah tinggal dalam rumah permanen. Penyebaran orang Rom begitu luas tidak hanya di sebelah Selatan dan sebelah Timur Eropa, melainkan juga di benua Amerika dan di Timur Tengah.
Bahasa, kebudayaan, dan nenek moyang orang Rom bisa ditelusuri ke India bagian utara kira-kira 1.000 tahun yang silam. Bahasa mereka, selain beberapa kata yang ditambahkan pada masa-masa selanjutnya, tidak diragukan berasal dari India. Alasan mereka meninggalkan India kurang jelas. Beberapa pakar percaya bahwa nenek moyang mereka bisa jadi adalah perajin dan penghibur yang bergabung dengan pasukan prajurit yang meninggalkan tanah airnya setelah konflik-konflik militer. Apa pun alasannya, orang Rom tiba di Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki.
Orang Rom masih dianggap sebagai kelompok yang nomaden, meskipun faktanya mereka sekarang telah tinggal dalam rumah permanen. Penyebaran orang Rom begitu luas tidak hanya di sebelah Selatan dan sebelah Timur Eropa, melainkan juga di benua Amerika dan di Timur Tengah.
Bahasa, kebudayaan, dan nenek moyang orang Rom bisa ditelusuri ke India bagian utara kira-kira 1.000 tahun yang silam. Bahasa mereka, selain beberapa kata yang ditambahkan pada masa-masa selanjutnya, tidak diragukan berasal dari India. Alasan mereka meninggalkan India kurang jelas. Beberapa pakar percaya bahwa nenek moyang mereka bisa jadi adalah perajin dan penghibur yang bergabung dengan pasukan prajurit yang meninggalkan tanah airnya setelah konflik-konflik militer. Apa pun alasannya, orang Rom tiba di Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki.
Kajian
para peneliti terhadap asal muasal gypsy yang mengarah dari nenek
moyang mereka di India terus dilakukan guna mencari bukti otentik.
Temuan terbaru yang dilakukan oleh Pusat Biologi Seluler dan Molekuler
(CCMB) menghasilkan data ilmiah bahwa memang benar kaum gypsy dari
India.
"Kami telah membandingkan data phylogeographical seluruh dunia untuk haplotype India H1a1a dengan Roma dan menyimpulkan bahwa suku asli ini berasal dari populasi di bagian Barat Laut India. secara tradisional mereka disebut sebagai Doma dan juga dikenal sebagai kaum Dalit yang menjadi leluhur kemungkinan besar modern Eropa Roma," papar Kumarasamy Thangaraj dari CCMB.
Orang-orang Rom adalah kelompok etnis yang mayoritas terkonsentrasi di Eropa, terutama Eropa Tengah dan Timur. Diyakini, mereka telah bermigrasi dari India Barat Laut sekitar 1.000 tahun yang lalu.
"Kami telah membandingkan data phylogeographical seluruh dunia untuk haplotype India H1a1a dengan Roma dan menyimpulkan bahwa suku asli ini berasal dari populasi di bagian Barat Laut India. secara tradisional mereka disebut sebagai Doma dan juga dikenal sebagai kaum Dalit yang menjadi leluhur kemungkinan besar modern Eropa Roma," papar Kumarasamy Thangaraj dari CCMB.
Orang-orang Rom adalah kelompok etnis yang mayoritas terkonsentrasi di Eropa, terutama Eropa Tengah dan Timur. Diyakini, mereka telah bermigrasi dari India Barat Laut sekitar 1.000 tahun yang lalu.
Mengapa mereka memilih hidup dalam karavan?
Karena terkait dengan kultural sebagai kaum nomaden menjadikan orang Gypsy memilih hidup di karavan. Mereka tak pernah menetap lama di satu tempat. Kebiasaan ini agar memudahkan saat berpindah. Biasanya satu karavan paling tidak bisa menampung 4 hingga 5 orang. Walau belakangan, tak semua orang Gypsy pasti tinggal di karavan. Sudah banyak juga yang tinggal menetap.
Karena terkait dengan kultural sebagai kaum nomaden menjadikan orang Gypsy memilih hidup di karavan. Mereka tak pernah menetap lama di satu tempat. Kebiasaan ini agar memudahkan saat berpindah. Biasanya satu karavan paling tidak bisa menampung 4 hingga 5 orang. Walau belakangan, tak semua orang Gypsy pasti tinggal di karavan. Sudah banyak juga yang tinggal menetap.
Sihir Gypsy
Banyak
legenda dan mitos seputar dunia sihir pada kaum Gypsy. Dipercaya bahwa
perkembangan penyihir wanita di daratan Eropa (witchcraft, witch)
terkait dengan kepercayaan kaum Gypsi
Beberapa orang Gypsy terlahir sebagai Shuvani - penyihir tingkat tinggi.Shuvani lebih kuat daripada Gypsy lainnya. Contoh-contoh kekuatan seorang Shuvani misalnya:
Spell Casting: Kemampuan untuk merapalkan mantra dan melakukan ritual.
Beberapa orang Gypsy terlahir sebagai Shuvani - penyihir tingkat tinggi.Shuvani lebih kuat daripada Gypsy lainnya. Contoh-contoh kekuatan seorang Shuvani misalnya:
Spell Casting: Kemampuan untuk merapalkan mantra dan melakukan ritual.
Potion Making: Kemampuan untuk meracik ramuan sihir.
Scrying: Kemampuan untuk mencari seseorang atau benda dengan menggunakan bola kristal
Scrying: Kemampuan untuk mencari seseorang atau benda dengan menggunakan bola kristal
Divination (ramalan):
Kemampuan untuk memprediksi masa depan. Gypsy memiliki hubungan yang
sangat kuat untuk meramal melalui berbagai cara. Kartu tarot dan ramalan
tangan dipercaya berkembang pesat karena mereka.
Mediumship: Kemampuan
untuk melihat roh orang yang meninggal. Orang Gypsy menyebut penampakan
tersebut sebagai "Mulo", yang dipandang sebagai pertanda atau
peringatan.