PT Dirgantara Indonesia (DI) tak mau ketinggalan mendukung lahirnya mobil listrik nasional.
Perusahaan produsen pesawat itu memberikan alternative monil listrik
bernama Gang Car. Sesuai namanya, mobil tersebut siap menjelajah
gang-gang sempit perkotaan karena bodinya yang ramping.
Mobil Listrik Gang Car |
Direktur Utama (Dirut) PT DI Budi Santoso kemarin (27/) memamerkan Gang Car dengan empat varian. Yakni, dua varian berpenumpang dua orang termasuk supir. Kemudian satu varian berpenumpang empat orang termasuk supir. Terakhir, mobil berpenumpang dua orang termasuk supir, dilengkapi bak terbuka di bagian belakang.
Budi mengatakan, sejatinya mobil itu sudah tercipta lebih dari 10 tahun lalu. "Waktu itu kami buat karena sedang menganggur, tidak ada order pekerjaan utama (pembuatan pesawat terbang, red)," katanya. Saat ini, kata Budi, anggota tim pencipta Gang Car itu tinggal tersisa dua orang saja.
Gang Car ini diciptakan untuk masyarakat yang tinggal di gang-gang kecil. Lebar mobil ini tidak sampai 150 cm. Sehingga cukup mudah untuk melewati gang-gang sempit. "Keunggulan kami di sini. Gang sempit tidak bisa dilalui kendaraan-kendaraan pada umumnya kan?" tandasnya.
Meski belum diproduksi secara masal, PT DI sudah memiliki cetakan untuk membuat bodi mobil tersebut. Sehingga jika nantinya Gang Car dipilih pemerintah untuk diproduksi secara masal, mereka sudah siap.
Ganjalan utama saat ini adalah merubah sistem bahan bakar. Budi menuturkan jika Gang Car ini diciptakan sepuluh tahun lalu dengan bahan bakar minyak (BBM). Tetapi sekitar sepekan lalu, Budi mengaku mendapat telepon dari Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk merubah sumber energy Gang Car dari BBM menjadi listrik.
Budi menjanjikamn, dalam sepekan ke depan, Gang Car harus bisa jalan dengan sumber energi listrik. Dia optimistis mobil ini siap dipamerkan di Hari Kebangkitan Teknologi Nasional 30 Agustus mendatang. Dia yakin, PT DI tidak akan mengalami hambatan berarti dalam merubah sumber energi dari BBM ke listrik.
Mobil ini, kata Budi, mampu melaju dengan kecepatan 60 km per jam. Soal harga, Budi memperkirakan, mobil yang sudah dipatenkan ini, harganya setara dengan dua motor bebek standar. "Mobil ini mudah-mudahan bisa menjadi alternatif penduduk perkotaan," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh yang ikut meninjau proyek Gang Car mengaku senang karena saat presentasi di depan presiden SBY nanti, sudah memiliki banyak alternatif mobil listrik nasional. "Insyallah tanggal 10 Agustus nanti saya presentasi ke presiden," kata dia.
Nuh menceritakan, Kemendikbud menjadi koordinator program mobil listrik nasional. Dalam presentasi di hadapan Presiden SBY nanti, Nuh akan memaparkan seluruh jenis mobil listrik nasional yang selama ini berhasil ia kumpulkan. Baik itu buatan kampus negeri maupun karya BUMN serta lembaga negara lainnya.
Nuh berharap semakin banyak alternatif mobil listrik nasional bisa mempermudah mengejar target penciptaan prototype pada 2013 nanti. "Jadi nanti akan dikaji dan dipilih mana yang paling tepat. Mulai dari sisi tampilan, teknologi mesin, hingga nilai ekonomisnya," ucapnya.
Setelah berhasil menciptakan prototype, upaya berikutnya adalah tahap produksi masal. "Di negara-negara lain, proyek mobil listrik sudah berjalan dua sampai tiga tahun lalu. Jadi kita tidak terlalu ketinggalan," katanya.
Menteri asal Surabaya itu menceritakan, semangat awal penerapan program mobil listrik ini untuk mengatasi pemborosan BBM. Dia mengatakan jika selama ini BBM cukup boros untuk kendaraan pribadi, transportasi masal, dan angkutan barang. Dia berharap mobil listrik nasional bisa mengatasi pemborosan BBM untuk kendaraan pribadi.